Tuesday, February 14, 2012

Ada Apa Dengan Hamzah Kasykary..?!



Beberapa waktu belakangan ini, hati dan pikiran kita dihentakkan oleh sebuah berita yang ramai diperbincangakan bukan hanya didunia nyata, namun juga didunia maya. Berita itu bukanlah tentang tentang teror bom atau kecelakaan mobil atau tentang prediksi akan terjadinya kiamat pada tahu 2012, tetapi tentang ulah seorang anak muda yang bukan hanya “agak” tapi memang “sudah kelewatan”. Orang melayu cakap “Sudah melampau sangat “.

Anak muda itu bernama Hamzah Al-kisygari, berumur 23 tahun, berprofesi sebagai wartawan juga seorang penyair. Berwarganegara Saudi Arabia.
Satu hal yang semakin memilukan bahwa hal itu terjadi dinegara seperti Saudi Arabia yang notabanenya masih banyak ditinggali ulama.

Emang kelewatan gimana bang..??
Ceritanya, pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal kemarin Hamzah Kasykary berkicau dihalaman twitternya yang menghina dan merendahkan Martabat Rasulullah Sallahu ‘alaihi wa Sallam. Dalam sebuah kicauannya dia mengatakan;


“ Dihari ini, hari kelahiranmu, dimanapun aku palingkan wajahku, disana aku menemukanmu.
aku harus jujur bahwa aku memang menyukai bebrapa hal dari dirimu, tapi kamu harus tau bahwa banyak hal dari dirimu yang aku benci, dan banyak hal tentangmu yang tidak aku ketahui..!!”

Dalam postingan lain dia mengatakan:
“ Dihari ini, hari kelahiranmu, sekali-kali aku tidak akan membungkukkan badanku untuk menghormatimu, akupun tidak akan menyalami dan mencium telapak tanganmu, aku hanya akan menyalamimu seperti seorang teman. Senyumku hanya akan tersimpul jika engkau telah tersenyum kepadaku. Hanya itu dan tidak akan pernah lebih..!!”


Nah, sekarang dah tau kan kenapa dibilang “Kelewatan dan melampau“..?!
Bahkan yang lebih “Kelewatan lagi dan Melampau sangat “, dia berani mempertanyakan eksistensi Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam.
Menurut Kasygari, kita tidak bisa menetapkan eksistensi Tuhan sebab tidak ada seorangpun yang pernah mengatakan bahwa dia melihat Tuhan ataupun pernah berbicara dengannya. So, bagaimana mungkin kita meyakini eksistensi sesuatu yang tidak jelas keberadaanya..??


Pasti anda sudah bisa menebak reaksi yang muncul dari aksi brutal ini.
Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz Alu Su’ud –hafidzahullah- langsung mengeluarkan perintah untuk menangkapnya. Selain itu para Ulama meminta agar diadili bahkan jika terbukti tuduhan itu bisa jadi ia terkena hukuman mati, karena dalam aturan syariat, salah satu hal yang memutuskan keislaman sesorang adalah, melecehkan ajaran Rasulullallah sallahu alaihi wa sallam. Apalagi jika hal itu berhubungan dengan nama Allah.
Menghadapi situasi itu Kasygari melarikan diri dan akhirnya tertangkap di Malaysia beberapa waktu lalu kemudian dideportasi kenegara asalnya, Saudi Arabia dan hingga saat ini masih dalam penahanan.


Masih berhubungan dengan masalah murtad, ada sebuah pertanyaan yang kerap hadir menggelitik pikiran.
Jika islam adalah agama yang menjunjung tigggi kebebasan, lalu mengapa islam sangat keras menindak orang yang murtad, bahkan mengancam pelakunya degan hukuman pancung..?
Seperti dalam sebuah hadist dikatakan, barang siapa yang menukar agamanya maka hukumannya adalah dibunuh.


Berikut ini adalah beberapa jawaban untuk pertanyaan diatas.

1. Islam adalah agama sekaligus sistem yang paling sempurna serta global. Agama yang mengurusi setiap aspek kehidupan manusia dari hal-hal sepele hingga masalah yang besar. Agama yang paling banyak memberikan perhatian terhadap hak, kemuliaan dan martabat manusia. Dan itu hanya akan ditemukan dalam islam.
Maka ketika seorang muslim melepaskan dirinya dari islam, sesungguhnya itu adalah sebuah penghinaan terhadap akal sehat dan pelecehan terhadap kepribadiannya dengan mengganti sebuah aturan yang lebih baik dengan sesuatu yang jauh lebih rendah dan tidak berharga.

2. Islam tidak pernah memaksa orang lain untuk menjadi pemeluknya. Karena aturan dalam dakwahnya dibangun diatas asas Kebebasan penuh dalam memilih, Hikmah dan Menasehati dengan cara yang baik, bahkan jika harus menempuh jalan perdebatan sekalipun maka anjurannya adalah berdebatlah dengan cara yang tidak saja baik tetapi dengan cara yang terbaik. Ini semua adalah kaidah yang digariskan Allah dalam Al-Qur’an.
Dan sejarah menjadi saksi tentang lembaran emas searah perkembangan islam bahwa setelah islam menguasai Mesir, Syam dan Irak,  orang-orang Nasrani, Yahudi bahkan Majusi tidak pernah dipaksa untuk memeluk islam. Mereka hidup bebas dan damai dalam naungan islam dengan tetap berpegang kepada keyakinannya selama berabad-abad.

3. Islam tidak memaksa menjadi pemeluknya, namun jika telah memutuskan untuk menjadi seorang muslim, hal ini berarti berkomitmen penuh untuk menyerahkan segala kepatuhan terhadap semua aturan agama ini. Masuk dalam ketaatan secara totalitas. Oleh karena itu sikap melepaskan diri dari islam yang telah dipilihnya dianggap sebuah pengkhianatan besar dan perendahan terhadap sebuah komitmen.

4. Dalam hal ini, islam bukanlah agama pertama yang melakukannya. Agama Nasrani juga melakukan hal yang sama bagi pemeluk agamanya yang murtad. Begitu juga keadaanya dengan agama lain.

5. Ketika terdapat seorang muslim yang murtad, islam tidak serta-merta menghukumnya, namun diberikan masa tenggang bagi si pelaku untuk bertaubat dan menyesali perbuatannya dan kembali menjadi seorang muslim baik. Namun, jika dia tetap bersikeras denga pendiriannya maka disaat itulah hukum Allah harus ditegakkan.

Semoga para pembaca juga memilki jawaban lain untuk pertanyaan diatas.



Saifullah Zain.
seif_zain@yahoo.com


Selasa, 14 Februari 2012.





No comments:

Post a Comment