Saturday, February 25, 2012

Mengapa manusia tega bunuh diri..?!



Ketika kita mendengar atau membaca berita, jiwa kita terasa miris disebabkan seringnya dikagetkan dengan berita mereka yang tega menghabisi nyawanya sendiri, alias bunuh diri. Bahkan hal itu tidak jarang terjadi disekeliling kita. Ada yang melemparkan diri dari ketinggian, meneguk racun, gantung diri bahkan dengan cara yang lebih sadis, menabrakkan diri kearah keteta api yang sedang melaju kencang. Atau ada yang lebih gila lagi, melakukan bunuh diri secara massal seperti yang sempat nge-tren beberapa waktu lalu.

Para pelaku pun beragam, hampir dari semua kalangan manusia. Ada remaja, artis, pengusaha, pegawai, aktivis, mahasiswa, lansia, bahkan anak kecil yang masih bersekolah disebuah sekolah dasar. Dan satu hal yang disayangkan, terkadang motiv melakukan perbuatan nekat itu sangat sepele. Sangat memilukan memang.

Biasanya, ketika hal itu terjadi dilingkungan kita, akan hadir banyak spekulasi tentang alasan mereka mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu. Yang jelas, apapun alasannya, hal ini tidak dapat dibenarkan. Ini adalah salah satu perbuatan yang mengundang murka Tuhan Sang Pemberi nyawa. Kita semua pasti akan menemui kematian tapi bukan dengan cara seperti ini.

Pastinya perbuatan nekat ini dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang membebani si pelaku. Padahal masalah tidak lantas berakhir dengan perbuatan nekat ini. Ini sama dengan menyelesaikan masalah dangan masalah yang lebih besar. Istilahnya, selamat dari mulut ular malah masuk mulut buaya.

Daripada sibuk mencari alasan orang melakukan bunuh diri, saya lebih tertarik untuk membahas kejadian ini dari sisi yang lain. Membahas tentang sebuah pertanyaan yang kerap hadir dibenak setiap kali membaca atau mendengar tentang berita seperti ini, kenapa ada orang yang tega menghabisi nyawanya sendiri..??

Padahal, nyawa adalah anugrah Tuhan yang paling berharga, bahkan manusia akan bersedia melakukan apa saja untuk menyelamatkan nyawanya. Dia begitu urgen bagi kehidupan manusia, bahkan nyawa adalah hakikat dari manusia itu sendiri. Kehilangannya berati hilangnya kehidupan.

Ketika ada penjahat yang bertanya sambil meletakan pisau dileher kita; “pilih nyawa atau harta..?? pasti bibir kita akan spontan menjawab, Harta..!!, eh, nyawa..!!. walaupun mungkin otak kita belum sempat merespon dengan sebuah jawaban. Saking takutnya kehilangan nyawa.
Kemudian yang memilukan, Qo’ ada orang yang tega bunuh diri..??
 

Menurut pandangan psikologi, sikap bunuh diri tidak terjadi dengan tiba-tiba. Ia merupakan hasil dari proses hidup yang panjang. Apa yang sering kita sebut sebagai penyebab terjadinya bunuh diri sebenarnya hanya meruakan peristiwa pemicu. Ibarat kita meniup balon anak-anak sampai menggelembung keras sekali, begitu berbenturan dengan ranting pohon sedikit saja sudah cukup untuk menyebabkan balon itu meletus.

Nah, apa yang menyebabkan balon itu meletus..? bukan hanya karena ia berbenturan dengan ranting pohon tetapi juga karena tiupan kita yang menjadikan balon menggelembung sedemikian besar dan keras. Maka, benturan dengan ranting hanyalah pemicu.

Kalau begitu tidak ada orang yang bunuh diri karena putus cinta. Juga tidak ada yang harus menghabisi hidupnya sendiri karena kehilangan jabatan atau karena tidak dibayar gajinya.Yang ada adalah sosok manusia dengan keadaan jiwa yang sudah rapuh, sudah rawan. Struktur mentalnya sudah kurang bagus, koyak. Maka ketika mengalami sebuah peristiwa yang mengguncangkan hebat hal itu kemudian berubah menjadi pemicu munculnya sikap nekat menghabisi diri sendiri.

Persoalannya, apa yang menyebabkan seseorang memiliki jiwa yang rapuh..?Apakah karena mereka banyak menghadapi pengalaman-pengalaman pahit..? Apakah karena mereka sering dihadapkan pada kegagalan demi kegagalan..? Ataukah mereka terlahir dengan mental yang labil..?

Saya rasa tidak demikian persoalannya. Banyak orang yang sering mengalami kegagalan, ditimpa berbagai pengalaman pahit, serta mengalami kegetiran dalam hidup. Akan tetapi justru dengan segala kegetiran itu mereka mampu menjadi pribadi-pribadi yang besar dan dewasa, bahkan membawa kebaikan bagi kehidupan manusia sepanjang sejarah.

Tidak jarang ada orang yang merasa bersyukur dengan pengalaman masa lalunya yang sulit karena dianggap sebagai proses penempaan diri yang jitu menuju kematangan dan kedewasaan. Sebaliknya, orang-orang yang melewati episode kehidupan yang manis-manis saja kadang lebih sering terjungkal begitu menemui sebuah masalah yang tidak begitu serius.

Pepatah arab mengatakan; “Man kanat bidyatuhu muhriqah, kanat hihayatuhu musyriqah“.
Artinya, Barang siapa yang memilki episode yang getir diawal hidupnya, maka dia akan memiliki kematangan dalam diakhir hidupnya..”

Maka jangan heran jika menurut sebuah hasil penelitian yang diadakan oleh SPK (Sentra Pengobatan Keracunan) IRD RSUD dr. Soetomo Surabaya yang dipimpin oleh Prof.Dr.dr. Hernomo OntosenoKoesoemobroto, bahwa sebagian besar pelaku bunuh diri adalah perempuan yang memiliki sifat manja ( ngaleman dalam bahasa jawa ). Artinya, pada masa hidupnya mereka sangat manja kepada orang tuanya, terutama kepada ibunya.

Pada Harian Jawa Pos 23 Januari 1998, Hermono berpesan: “maka untuk ibu-ibu yang memilki anak perempuan yang manja memang harus memperlakukannya degan ekstra hati-hati.”

Kalau begitu, perbedaan antara mereka yang tangguh dan yang rapuh terletak pada penghayatan mereka terhadap peristiwa yang dialami. Pribadi yang memilki karakter yang kuat akan menjadikan segala ujian sebagai batu loncatan untuk menjadi lebih dewasa, matang dan sempurna dalam menjalani kehidupan. Sedangakan pribadi yang memiliki jiwa yang kerdil hanya akan semakin kerdil dihadapan sebuah ujian.

Nasalullaha As-Salamah wal ‘Afiyah.


Saifullah Zain
seif_zain@yahoo.com



Sabtu, 24 Februari 2012.

Tuesday, February 14, 2012

Ada Apa Dengan Hamzah Kasykary..?!



Beberapa waktu belakangan ini, hati dan pikiran kita dihentakkan oleh sebuah berita yang ramai diperbincangakan bukan hanya didunia nyata, namun juga didunia maya. Berita itu bukanlah tentang tentang teror bom atau kecelakaan mobil atau tentang prediksi akan terjadinya kiamat pada tahu 2012, tetapi tentang ulah seorang anak muda yang bukan hanya “agak” tapi memang “sudah kelewatan”. Orang melayu cakap “Sudah melampau sangat “.

Anak muda itu bernama Hamzah Al-kisygari, berumur 23 tahun, berprofesi sebagai wartawan juga seorang penyair. Berwarganegara Saudi Arabia.
Satu hal yang semakin memilukan bahwa hal itu terjadi dinegara seperti Saudi Arabia yang notabanenya masih banyak ditinggali ulama.

Emang kelewatan gimana bang..??
Ceritanya, pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal kemarin Hamzah Kasykary berkicau dihalaman twitternya yang menghina dan merendahkan Martabat Rasulullah Sallahu ‘alaihi wa Sallam. Dalam sebuah kicauannya dia mengatakan;


“ Dihari ini, hari kelahiranmu, dimanapun aku palingkan wajahku, disana aku menemukanmu.
aku harus jujur bahwa aku memang menyukai bebrapa hal dari dirimu, tapi kamu harus tau bahwa banyak hal dari dirimu yang aku benci, dan banyak hal tentangmu yang tidak aku ketahui..!!”

Dalam postingan lain dia mengatakan:
“ Dihari ini, hari kelahiranmu, sekali-kali aku tidak akan membungkukkan badanku untuk menghormatimu, akupun tidak akan menyalami dan mencium telapak tanganmu, aku hanya akan menyalamimu seperti seorang teman. Senyumku hanya akan tersimpul jika engkau telah tersenyum kepadaku. Hanya itu dan tidak akan pernah lebih..!!”


Nah, sekarang dah tau kan kenapa dibilang “Kelewatan dan melampau“..?!
Bahkan yang lebih “Kelewatan lagi dan Melampau sangat “, dia berani mempertanyakan eksistensi Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam.
Menurut Kasygari, kita tidak bisa menetapkan eksistensi Tuhan sebab tidak ada seorangpun yang pernah mengatakan bahwa dia melihat Tuhan ataupun pernah berbicara dengannya. So, bagaimana mungkin kita meyakini eksistensi sesuatu yang tidak jelas keberadaanya..??


Pasti anda sudah bisa menebak reaksi yang muncul dari aksi brutal ini.
Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz Alu Su’ud –hafidzahullah- langsung mengeluarkan perintah untuk menangkapnya. Selain itu para Ulama meminta agar diadili bahkan jika terbukti tuduhan itu bisa jadi ia terkena hukuman mati, karena dalam aturan syariat, salah satu hal yang memutuskan keislaman sesorang adalah, melecehkan ajaran Rasulullallah sallahu alaihi wa sallam. Apalagi jika hal itu berhubungan dengan nama Allah.
Menghadapi situasi itu Kasygari melarikan diri dan akhirnya tertangkap di Malaysia beberapa waktu lalu kemudian dideportasi kenegara asalnya, Saudi Arabia dan hingga saat ini masih dalam penahanan.


Masih berhubungan dengan masalah murtad, ada sebuah pertanyaan yang kerap hadir menggelitik pikiran.
Jika islam adalah agama yang menjunjung tigggi kebebasan, lalu mengapa islam sangat keras menindak orang yang murtad, bahkan mengancam pelakunya degan hukuman pancung..?
Seperti dalam sebuah hadist dikatakan, barang siapa yang menukar agamanya maka hukumannya adalah dibunuh.


Berikut ini adalah beberapa jawaban untuk pertanyaan diatas.

1. Islam adalah agama sekaligus sistem yang paling sempurna serta global. Agama yang mengurusi setiap aspek kehidupan manusia dari hal-hal sepele hingga masalah yang besar. Agama yang paling banyak memberikan perhatian terhadap hak, kemuliaan dan martabat manusia. Dan itu hanya akan ditemukan dalam islam.
Maka ketika seorang muslim melepaskan dirinya dari islam, sesungguhnya itu adalah sebuah penghinaan terhadap akal sehat dan pelecehan terhadap kepribadiannya dengan mengganti sebuah aturan yang lebih baik dengan sesuatu yang jauh lebih rendah dan tidak berharga.

2. Islam tidak pernah memaksa orang lain untuk menjadi pemeluknya. Karena aturan dalam dakwahnya dibangun diatas asas Kebebasan penuh dalam memilih, Hikmah dan Menasehati dengan cara yang baik, bahkan jika harus menempuh jalan perdebatan sekalipun maka anjurannya adalah berdebatlah dengan cara yang tidak saja baik tetapi dengan cara yang terbaik. Ini semua adalah kaidah yang digariskan Allah dalam Al-Qur’an.
Dan sejarah menjadi saksi tentang lembaran emas searah perkembangan islam bahwa setelah islam menguasai Mesir, Syam dan Irak,  orang-orang Nasrani, Yahudi bahkan Majusi tidak pernah dipaksa untuk memeluk islam. Mereka hidup bebas dan damai dalam naungan islam dengan tetap berpegang kepada keyakinannya selama berabad-abad.

3. Islam tidak memaksa menjadi pemeluknya, namun jika telah memutuskan untuk menjadi seorang muslim, hal ini berarti berkomitmen penuh untuk menyerahkan segala kepatuhan terhadap semua aturan agama ini. Masuk dalam ketaatan secara totalitas. Oleh karena itu sikap melepaskan diri dari islam yang telah dipilihnya dianggap sebuah pengkhianatan besar dan perendahan terhadap sebuah komitmen.

4. Dalam hal ini, islam bukanlah agama pertama yang melakukannya. Agama Nasrani juga melakukan hal yang sama bagi pemeluk agamanya yang murtad. Begitu juga keadaanya dengan agama lain.

5. Ketika terdapat seorang muslim yang murtad, islam tidak serta-merta menghukumnya, namun diberikan masa tenggang bagi si pelaku untuk bertaubat dan menyesali perbuatannya dan kembali menjadi seorang muslim baik. Namun, jika dia tetap bersikeras denga pendiriannya maka disaat itulah hukum Allah harus ditegakkan.

Semoga para pembaca juga memilki jawaban lain untuk pertanyaan diatas.



Saifullah Zain.
seif_zain@yahoo.com


Selasa, 14 Februari 2012.





Saturday, February 11, 2012

Valentine's Day, ternyata oh, ternyata..?!


“ Kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengka, sehasta demi sehasta. Hingga jika mereka masuk ke lubang biawak niscaya kalian akan mengikutinya.” para Sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah mereka Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi ?” ( Dari hadist Abi sa’id Al-Khudry –Radhiallhu ‘anhu- )
----------------------------------------------------------------------------


Pada bulan Februari, kita selalu menyaksikan media massa, mal-mal, pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta tersebut bermuara pada satu hal yaitu Valentine's Day. Biasanya mereka saling mengucapkan "selamat hari Valentine", berkirim kartu dan bunga, saling bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta karena anggapan saat itu adalah “Hari kasih sayang”. Benarkah demikian?

Valentine days itu apa an sih..??

Yang jelas bukan nama gorengan..!!

The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day :
“Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.”
 

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.


Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
 
Menurut versi Pertama; Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi Kedua;Bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga diapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).

Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya. (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998).


Itulah sejarah Valentine’s Day yang sebenarnya, yang seluruhnya tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan “kasih sayang”.

Valentine day’s dalam timbangan syariat.


Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi’ar dan kebiasaan. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Salam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Tirmidzi).


Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah melakukan hal yang mengancam keislamannya. Adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar.


Ibnul Qayyim Al-Jauziyah -Rahimahullah- berkata;
“Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang dangkal pengetahuannya tentang agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.”


Abu Waqid -Radhiallaahu anhu- meriwayatkan: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut dengan “Dzaatu Anwaath”, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para Sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath.” Maka Rasulullah Sallallaahu alaihi wa Salam bersabda;
“Maha Suci Allah, ini sama seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, “Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.’ Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih).


Syaikh Al-Utsaimin –Rahimahullah- ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan :
“Merayakan hari Valentine tidak diperbolehkan. Denagan salasan berikut
Pertama: Ini merupakan hari raya bid‘ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari‘at Islam.
Kedua: Hal ini dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) – semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya.


Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.”
Maka wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan Wala’ dan Bara’ ( loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu’min dan membenci dan menyelisihi (membedakan diri dengan) orang-orang kafir dalam ibadah dan perilaku.

Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah; ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga pudarlah nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka’at shalatnya membaca,

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah:6-7)

Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan senang hati.


Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap live style mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman, yang artinya:
 
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah:51)
 
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22)

Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya.


Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi: Perayaan ini adalah acara ritual agama lain! Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka.

Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.


Alhamdulillah..,
kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.


Semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
“Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, yang saling mengunjungi karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku..” ( Al-Hadist )


Saifullah Zain
seif-zain@yahoo.com


Sabtu, 11 Februari 2012.

Wednesday, February 8, 2012

Adakah pasangan bagi wanita salehah disurga..??


Kita sering beranggapan bahwa kenikmatan disurga seolah-olah lebih “dinikmati dan dimonopoli” oleh kaum lelaki. Sepertinya anggapan ini merujuk pada banyaknya konteks Al-Quran As-Sunnah yang lebih sering menyebutkan limpahan nikmat bagi lelaki dibanding wanita. Padahal jika kita menelaah lebih jauh, ternyata dalam banyak hal wanita juga mendapatkan nikmat yang sama dengan lelaki.
Seperti dalam sebuah Ayat Allah subhanahu wa ta 'ala berfirman tentang kenikmatan ahli surga yang tiada terkira, tanpa mengecualikan antara lelaki dan wanita;


“ Dan didalamnya kalian akan menemukan apa yang diinginkan, dan memperoleh apa yang kalian minta” ( Qs. 41:31 ).
Yah.. Apa saja yang diimpikan semua ada disurga..!!


Salah satu hal yang sering diperbincangkan adalah;
Jika lelaki penghuni surga akan dikelilingi istri –istri cantik sebaya nan jelita dari kalangan bidadari surga, maka bagaimana dengan wanita shalehah yang juga masuk surga..??
Apakah mereka juga memiliki pasangan disurga..??
Semoga keterangan singkat dibawah bisa memberikan sebuah jawaban yang cukup.

Ketika didunia, wanita muslimah yang masuk surga tidak lepas dari beberapa keadaan dibawah ini;
1. Meninggal sebelum menikah.
2. Diceraikan dan meninggal sebelum menikah lagi.
3. Menikah hanya sekali, namun suaminya tidak masuk surga bersamanya.
4. Meninggal terlebih dahulu dari suaminya.
5. Ditinggal mati oleh suami dan tidak menikah lagi hingga dia meninggal.
6. Wanita yang menikah lebih dari satu lelaki dalam hidupnya.

Ini adalah keadaan wanita muslimah didunia. Dan setiap keadaan diatas akan menentukan pasangannya disurga kelak. Perhatikan keterangannya sebagai berikut;


1. Wanita muslimah yang meninggal sebelum menikah, maka Allah akan menikahkannya dengan salah seorang lelaki penghuni surga yang dulu hidup didunia.
Hal ini berdasarkan Sabda Baginda Sallahu alaihi wa sallam; “ Tidak ada bujangan didalam surga”. (HR. Muslim ).
Syaikh Saleh ‘Utsaimin - Rahimahullah- mengatakan; Jika seorang wanita belum sempat menikah didunia hingga meninggal dunia, maka Allah akan menikahkannya dengan salah seorang lelaki penghuni surga yang menyejukkan hatinya.
Beliau melanjutkan; “ Dan ketahuilah bahwa kenikmatan yang disediakan dalam surga tidak hanya dikhususkan bagi lelaki saja, tapi juga bagi para wanita penghuni surga. Dan diantara kenikamatan surga adalah menikah “.


2. Wanita yang diceraikan kemudian meninggal sebelum menikah lagi. Keadaan wanita ini disurga sama dengan keadaan wanita yang pertama.


3.  Begitu pula untuk wanita yang menikah hanya sekali, namun suaminya tidak masuk surga bersamanya, maka keadaannya disurga sama dengan keadaan mereka yang pertama dan kedua.
Syaikh Shalih ‘Utsaimin -Rahimahullah- mengatakan; “ Adapun seorang wanita penghuni surga apabila dahulunya didunia belum sempat menikah atau telah menikah namun suaminya tidak masuk surga bersamanya, maka mereka akan dinikahkan dengan lelaki penghuni surga yang juga belum pernah menikah.


4. Adapun bagi wanita yang meninggal  terlebih dahulu dari suaminya, maka dia akan menjadi pasangan suaminya didunia kelak ketika disurga.


5. Dan bagi wanita yang ditinggal mati suaminya dan tidak menikah lagi hingga meninggal, maka dia akan menjadi pasangan suaminya didunia kelak disurga.

6. Sedangakan bagi wanita yang menikah lebih dari sekali, maka suami terakhirnya didunia yang akan menjadi pasangannya disurga kelak.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Sallahu alaihi wa sallam; “ Wanita ( penghuni Surga )akan menjadi pasangan suaminya yang terakhir ( didunia )”. ( Silsilah Al-ahadist As-shahihah, karya Syeikh Nashiruddin Al-Bany –Rahimahullah- ).


Begitu juga berdasarkan pada ucapan Hudzaifah Al-Yaman –Radhiallhu ‘anhu- kepada istrinya;
“ Jika engkau ingin menjadi istriku disurga kelak, maka janganlah menikah setelah akau meninggal, karena sesungguhnya pasangan bagi  seorang wanita disurga kelak adalah suami teakhirnya didunia. Oleh karena alasan itulah, Allah subhanahu wa ta’ala mengaharamkan bagi umat Muhammad Sallahu alaihi wa sallam untuk menikahi istri-istri beliau sepeninggalnya”.


Semoga cinta yang terbangun diantara suami istri bukan cinta biasa yang bisa terpisahkan oleh kematian tetapi cinta abadi luar biasa yang akan mempertemukan mereka yang saling mencinta disurga kelak. cinta yang tidak mengenal akhir karena dibangun diatas cinta yang kepada Allah Yang Maha Hidup dan Maha Mencinta.


Saifullah Zain
seif-zain@yahoo.com

Rabu, 8 Februari 2012.

Tuesday, February 7, 2012

Waktu



“ Ana pikir-pikir, ternyata membagi waktu dengan cermat adalah salah atu kunci keberhasilan.
Insya Allah nilai dikelas boleh mumtaz, main bolapun aktif, acara Daurah tak terganggu dan yang penting selalu pergi Al-Haram. Yang penting pandai bagi waktu..!!”


Rangkaian kalimat sederhana namun begitu bermakna tersebut adalah salah satu celotehan yang melucur dari mulut Bang Fiqri ketika kita orang sedang asyik bercengkrama dikamarnya.
Belepak selepas Daurah sambil menikmati musim sejuk ditemani kopi yang juga hasil racikan beliau.. hehehe.
Juzita Khairan Bang Fiqri.
Semoga Barakah, panjang umur murah rizki, amien...!!


Mungkin terkesan sepele, tapi waktu adalah nikmat agung sekaigus ajaib yang dianugrahkan kepada manusia.
Agung karena dia adalah hakikat dari manusia itu sendiri. Bahkan ia menjadi modal utama tempat kita merangkai asa dan amalan demi menggapai predikat hamba terbaik yang berhak menjadi penghuni surga.
Dan ajaib karena didalam waktu yang sama terjadi berbagai macam kejadian yang berbeda. Begitu banyak kisah lagi beragam. Satu lagi, jika telah berlalu ia tidak akan pernah kembali. Memang waktu pagi akan kembali menyapa esok hari, tapi dia bukanlah pagi yang sama dengan hari ini. Dia adalah paginya hari esok.


Hasan Al-Bashry -yang dikatakan oleh Imam Ali bin Zainal Abidin " Beliau (Hasan Al-Bashry) adalah seorang ulama yang perkataannya menyerupai sabda para Nabi- pernah berpesan;
“ Setiap pagi, kala hari baru dilahirkan, maka dia akan berseru kepada seluruh penghuni langit dan bumi, "Aku adalah hari yang baru, tempat engkau berlomba mengambil manfaat dariku guna bekal di akhir nanti. Manfaatkanlah kehadiranku karena sesungguhnya bila aku telah belalu, maka aku tidak akan pernah kembali".
Dalam kesempatan yang lain beliau mengingatkan; "Wahai anak adam, sesungguhnya dirimu pada hakikatnya tersusun dari kepingan waktu, maka apabila dia berlalu, maka hilanglah sebagian kepingan dirimu hinga pada titik tiada".


Bahkan dikalangan manusia sendiri muncul berbagai istilah untuk menggambarkan bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga.
Orang barat mengatakan; “Time is money..”
Istilah orang Arab; “ Al-waqtu kas saif..”
Bangsa melayu menyebut; “Waktu adalah emas”
Dan masih banyak lagi.
Itu adalah kedudukan waktu dalam kehidupan manusia.

Sementara disisi Allah waktu adalah sesuatu yang agung. Satu hal yang menunjukkan tentang hal itu, bahwa  Allah Azza wa Jalla berkenan memilih waktu  menjadi salah satu surat dalam Al-qur'n dari sekian banyak nama makhlukNya sekaligus bersumpah atas nama waktu. Dan Allah Yang Maha Agung hanya akan bersumpah dengan sesuatu yang juga agung.


Allah memang Maha Pemurah. Dalam hal waktu, semua manusia diberikan porsi yang sama persis. Tidak ada yang lebih dan tidak adapula yang dikurangi. Masing-masing kita memiliki waktu 24 jam dalam sehari semalam. Para Ulama besar –Rahimahullah-, semisal Imam Syafi’i, Ahmad bin hambal dan Imam Malik serta ulama lain yang mampu menulis berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus jilid buku juga memiliki waktu yang sama dengan kita.
Lantas, dimana letak perbedaan antara waktu kita dengan mereka..??



Perbedaan itu terletak pada penghargaan mereka terhadap waktu sebagai sebuah anugrah nikmat sekaligus modal yang harus dimanfaatkan sebaik dan sebijak mungkin. Modal yang harus menghasilkan kebaikan dan keberkahan yang akan merubah kwalitas kehidupan semakin baik dari hari kehari.


Sebagaimana digambarkan dalam sebuah Hadist yang sering terdengar;
“Barang siapa yang keadaan dirinya pada hari ini lebih baik dari hari kemarin, dia tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka dia tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dia tergolong orang yang celaka."



Begitu juga dalam sebuah lain hadist Rasulullah Sallahu Alaihi wa Sallam mengingatkan;
“Manusia yang paling baik ialah yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya. Manusia paling rugi ialah yang panjang umurnya namun buruk amal perbuatannya” ( HR.Imam Ahmad ).
Mafhum Mukhalafahnya, manusia terjelek dihadapan Allah adalah yang panjang umurnya dan jelek amal perbuatannya.


Imam An_Nawawy dalam Mukaddimah Al-Majmu, ketika memaparkankan profil Imam Syafi’i, menyebutkan bahwa beliau selalu membagi waktu malamnya menjadi tiga bagian. Seprtiga pertama digunakan untuk beristrahat, seperti kedua untuk qiyamul lail dan sepertiga lagi digunakan untuk menghafal, membaca dan menulis.


Ini adalah sebagian rahasia perbedaan antara kita dan generasi salaf. Bahkan jika kita mau menelaah lebih jauh dengan jujur potret kehidupan para ulama terdahulu, bagaimana mereka menghargai waktu, niscaya kita akan akan terkesima dan takjub sekaligus tetunduk malu untuk sekedar menyandingkan keadaan mereka dengan diri kita. Penghargaan tertinggi yang menghentakkan pikiran dan jiwa bahwa bukan waktu yang membaikkan keadaan, tetapi apa yang dilakukan didalam waktulah yang menentukan kwalitas kehidupan kita.


Terakhir,
yakini dalam hati bahwa semua nikmat akan dimintai pertanggung jawaban, termasuk waktu yang telah dianugrahkan pada kita.
Peringatan Rasul Sallahu alaihi wa sallam bahwa, kaki seorang hamba tidak akan berpindah pada hari kaimat sebelum dimintai pertangung jawabannya tentang empat hal sangat jelas. Jika ditelaah kembali semuanya berorientasi pada waktu.



Umurmu, dimana engkau luahkankan..?
Masa mudamu, kemana engkau habiskan..?
Imu, apa yang engkau perbuat dengannya..?
harta, dari mana kau hasilkan dan kemana engkau infakkan..?


Semoga setiap kita sudah menyiapkan jawaban untuk setiap pertanyaan diatas.


Saifullah Zain
seif_zain@yahoo.com


Selasa, 07, Februari 2012.

Saturday, February 4, 2012

Keajaiban Sejarah


“Telah lama mata ini memandang, tetapi insan seindah dirimu tak pernah aku saksikan.
Betapa luas samudra keutamaan, namun pribadi semulia dirimu tak pernah dilahirkan rahim para ibu.
Engkau diciptakan suci dari segala debu kelemahan.
Seakan engkau diciptakan menuruti hasrat hatimu..”

( Zaid bin Tsabit –Radhiallahu Anhu-).
______________________________________________________________

Michael Hart, Penulis buku “Seratus tokoh paling berpengaruh dalam sejarah kehidupan manusia” mengatakan: Aku yakin bahwa keputusanku menempatkan Muhammad sebagai tokoh nomor satu paling berpengaruh dalam sejarah akan mengejutkan sebagian besar dari kalangan pembaca, bahkan ada sebagian diantara mereka yang sempat memperbincangkan keputusanku. Namun menurutku pendapat ini cukup beralasan, sebab dalam pandanganku, Muhammad adalah satu-satunya tokoh dalam sejarah kehidupan manusia yang secara nyata telah berhasil merengkuh kejayaan baik dari sisi keduniaan ataupun religi. Bahkan sejarah belum pernah mencatat bahwa ada manusia yang paling banyak ditiru perkataan dan pebuatannya seperti orang mengikuti perkataan Muhammad dan meniru perbutannya..”

Ini adalah pengakuan orang kafir, musuh islam. Dan kebenaran hakiki adalah yang diakui oleh musuh. Musuh-musuh yang senantiasa berusaha sekuat tenaga, mengorbankan segala kwalitas yang mereka miliki waktu, pikiran, umur, bahkan tak jarang seorang diantara mereka rela untuk menghabiskan seluruh umurnya hanya untuk mempelajari satu bidang ilmu dari ajaran agama ini dengan tujuan membuat propaganda dan mengaburkan pemahaman umat tentang ajaran agamanya. Alias, melenyapkan warisan agung Muhammad sallahu ‘alaihi wa sallam dari muka bumi.

Sungguh, kepribadian seorang Muhammad Sallahu ‘alaihi wa sallam telah menyihir akal para pemikir barat dengan sejarah hidupnya yang begitu bercahaya bak mentari, harum semerbak kasturi. Dan itu adalah sesuatu yang sangat wajar, sebab beliau bukan insan biasa, melainkan seorang Muhammad Sallahu ‘alaihi wa sallam Rasul, utusan Allah.
 

Jujur, ketika akan membahas tentang profil manusia agung ini, jiwa ini terasa bergetar, jari jemari tangan inipun terasa kaku, sisi manakah dari kehidupannya yang akan kutuangkan dalam tulisan dan episode manakah yang aku tinggalkan..?? bagaiman tidak tidak..?? Kepribadiannya laksana samudra kemuliaan yang ombaknya adalah kemurahan jiwa dan pantainya adalah akhlak nan indah. Seribu satu rasa menggelayuti pikiran ini. Tentang garis keturunannya..? beliau berasal dari kabilah paling terhormat dikalangan bangsa arab. Atau tentang kemurahan jiwanya.. masyarakat rabbany yang hidup bersamanya menyaksikan bahwa Muhammad adalah pribadi yang paling dermawan diantara mereka, atau tentang cinta dan kasih sayangnya kepada sesama..? engkau akan dapati bahwa beliau adalah insan yang paling mengasihi sesama makhluk ciptaan Allah, bahkan lebih dari cintanya kepada dirinya. Atau tentang keutamaan dan keindahan budi pekertinya..?? cukup kiranya untuk menjadi sebuah kemuliaan sekaligus kebanggaan baginya ketika pengakuan tentang keindahan akhlak yang menghiasi kepribadiaannya datang dari sisi sang pencipta, pemiliki nama-nama yang indah.

Maka, sungguh akan menjadi sebuah kedzoliman ketika membahas tentang semua sisi kehidupan beliau hanya dalam beberapa lembar tulisan karena setiap dentingan detik kehidupannya adalah mutiara hikmah yang dapat dikutip untuk menerangi dan menuntun langkah menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebuah kisah perjalanan hidup yang begitu menakjubkan.


Terakhir, coba kita dengarkan penuturan Mahatma Ghandi dalam Young India tentang kepribadian Baginda Rasul Sallahu Alaihi wa Sallam:

Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia…?
 Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan bukan pedang ) menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup halaman terakhir volume 2 (Biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari hidupnya yang agung..”

Bersama senja yang mengantar mentari keperaduan, kembali terngiang sebuah syair yang kerap terdengar diruang dengar:

“Ku tau cintamu kepada ummat… ummaty.. ummaty..
ku tau bimbangnya hatimu tentang kami.. selamatkah kami..?
Ya Rasulullah.. Ya Habiballah.. kami rindu padamu..”
Sallallahu Alaihi  Wa Sallam.

Saifullah Zain
seif_zain@yahoo.com


Sabtu, 12 Rabiul Awwal 1433 H.