Monday, April 2, 2012

" Bintang Jatuh "



Langit yang cerah dimalam hari dengan dipenuhi bintang selalu melahirkan suasana yang begitu indah. Begitu menakajubkan. Bagi sebagian orang , katanya terasa lebih romantis.Menyimpan begitu banyak misteri. Apalagi jika kita berada didaerah pedesaan yang jauh dari hiruk-pikuk cahaya lampu. Pasti indanya lebih menyihir.


Pada saat seperti ini, tidak jarang kita akan melihat “bintang jatuh” dan biasanya akan terlihat sangat jelas. Dalam masyarakat kita terdapat sebuah asumsi bahwa pada saat bintang jatuh, doa seseorang akan dikabulkan. Maka jangan heran akan banyak orang yang akan berdoa ketika melihat bintang jatuh atau menyuruh orang yang melihatnya untuk berdoa. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah asumsi itu benar adanya..??

Semua ciptaan Allah selalu menakjubkan dan bintang adalah salah satunya. Sebuah ciptaan yang begitu besar namun juga begitu indah. Maka tidak mengherankan jika sejak zaman dahulu kala, manusia begitu mengagumi dan memuja bintang. Bangsa Romawai adalah salah satunya, banyak diantara bintang yang kemudian dijadikan tuhan selain Allah. Bahkan konon, sebagian nama planet yang kita kenal sekarang adalah sebagian dari nama-nama tuhan tersebut. 


Seperti halnya bumi, bintang-bintang yang terlihat indah merupakan planet-planet yang membentuk sebuah sisitem galaksi teramat detail dan rumit yang hanya ketahui sepenuhnya oleh penciptanya, penjaga kesimbangannya dan pemeliharanya, Allah Subhanahu wa Ta ala. Semua itu agar manusia mau berpikir kemudian menyadari bahwa dirinya bukanlah apa-apa dibandingkan ciptaan Allah yang lain. Dan juga mengakui bahwa segala sesuatu yang ada dialam ini tidaklah hadir dengan kebetulan, tetapi semuanya  telah diciptakan dan diatur dengan sedemikian indah oleh Dzat yang Maha Kuasa yang berhak untuk disembah.


Dalam Alquran Allah menjelaskan tentang beberapa manfaat dari keberadaan bintang.
Adapun fungsinya pertama adalah sebagai tanda atau petunjuk arah bagi manusia ketika meraka dilautan ataupun didaratan. Mungkin kita berpikir bahwa itu adalah cara kuno. Cara nenek moyang kita yang belum mengenal tekhnologi. Gaya zaman batu.  Tapi sebetulnya sampai hari inipun banyak nelayan yang lebih mempercayai letak bintang sebagai penunjuk arah dari pada kompas.
Jika kita tanyakan pada para nelayan, pasti mereka lebih memahami fungsi dari bintang yang satu ini.
Sehubungan dengan ini Allah berfirman:

Dan Dialah yang menjadikan bagi kalian bintang-bintang  agar kalian menjadikannya sebagai petunjuk dalam kegelapan darat dan laut. Sesunguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui ” ( Qs Al an’am: 97 ).

 
Kedua, bintang diciptakan sebagai penghias langit malam yang menjadikannya semakin indah. Karena langit tanpa bintang sering menambah kekelaman sebuah kegelapan malam.
Fungsi ketiga adalah sebagai anak panah yang akan mengejar dan membunuh setan-setan suruhan para dukun yang berusaha mencuri berita dari langit.
Untuk kedua hal ini Allah menjelaskannya dalam sebuah ayat.

“ Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dengan bintang-bintang dan kami menjadikan bintang-bintang itu sebagai alat pelempar syaitan dan kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala “ (Qs. Almulk: 5 ).


Sehubungan dengan fungsi bintang yang telah disebutkan, Imam Bukhari dalam kitab shahehnya menukil perkataan seorang ulama tafsir terkemuka yaitu Imam Qatadah –Rahimahumallah-.

 Sesungguhnya  Allah menciptakan bintang-bintang untuk tiga tujuan. Sebagai perhisan bagi langit, sebagai alat pelempar setan pencuri berita langit dan sebagi petunjuk arah dalam kegelapan.
Imam Qatadah melanjutkan: “ Dan barang siapa yang menambahkan fungsi bintang selain dari ketiga fungsi diatas, maka dia salah dan telah berani memberi  sebuah kesimpulan dari sesuatu yang tidak diketahuinya “.


Tapi, ko’ bintang dibuat ngelempar setan..?? Yupz, itu adalah salah satu fungsi dari bintang.
Perhatikan silsilah mata rantai makar berikut:
Jika seorang Dukun ingin mengatahui sebuah berita gaib yang ditanyakan kepadanya maka, si Dukun akan memerintahkan jin peliharaannya untuk mencari berita tersebut. ( Karena memang dukun adalah manusia biasa yang tidak mengetahui hal gaib, kalau ga’ percaya coba tanya ama dia kapan dia bakalan celaka..??).


Caranya, jin tersebut akan bahu-membahu bersama teman-temannya yang lain hingga mencapai langit kemudian mendengarkan obolan para malaikat. Untuk dipahami bahwa, jika Allah akan memutuskan sebuah perkara yang akan terjadi, Dia akan menghabarkannya kepada malaikat kemudian kabar tersebut akan menjadi bahan pembicaraan diantara mereka. Nah, dari obrolan itulah para jin yang ditugaskan oleh dukun tadi mencuri dengar berita tersebut kemudian disampaikan kepada jin yang berada dibawahnya hingga sampai pada si dukun.


Maka wajar bila Rasulullah Sallahu alaihi wa Sallam mengatakan bahwa berita yang sampai kepada si dukun sembilanpuluh sembilan salah dan hanya satu yang benar. Karena bisa jadi berita tersebut sudah ditambah, dikurangi atau malah ditukar sekalian, walaupun kemungkinan ada benarnya.


Nah, dalam proses pencurian itulah terjadi proses pengaman langit dari para jin suruhan dukun berupa lemparan api yang mengejar dan membakar mereka yang kemudian kita kenal dengan “ Bintang Jatuh”.


Dalam surat Jin, Allah menceritakan keadaan pengaman langit sebelum dan sesudah Rasulullah Sallahu Alaihi wa Sallam diutus.

“( Para jin berkata): “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui rahasia langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang rapat dan panah-panah api. Dan sesungguhnya, dahulu kami dapat menduduki beberapa tempat dilangit untuk mendengarkan ( berita-beritanya ), namun sekarang siapa yang ( mencoba ) mendengarkan beritanya tentu akan menjumpai panah api yang selalu mengintai ( untuk membunuhnya) “. ( Qs. Jin: 9-10 ).


Menyangkut dua ayat diatas, para ulama mengatakan bahwa kejadian “ Bintang jatuh “ disaat Rasulullah Sallahu Alaihi wa Sallam diutus lebih sering terjadi ketimbang zaman sebelumnya. Hal itu disebabkan karena Allah Subhanahu wa Ta ala sangat menjaga setiap wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah sehingga tidak terdengar oleh para jin sebelum tiba kepada baginda Rasul sendiri. Efek dari penjagaan langit yang super ketat ini adalah semakin seringnya terjadi proses bintang jatuh. Hal ini sebagaimana diakui oleh para jin dalam dua ayat surat Jin diatas.


So, Jika kita masih mengangap bahwa saat “ Bintang Jatuh” adalah waktu Mustajabah sebuah doa, berarti  kita salah. Dan asumsi itu sendiri tidaklah benar adanya. Syariat telah memaparkan waktu mustajab sebuah doa dengan sangat gamblang.
Waktu diantara azan dan iqamat, pada saat sujud, ketika sedang bermusafir, sesaat menjelang berbuka puasa, saat penghujung setiap shalat. Ini semua adalah beberapa waktu mustajabah tersebut. Daripada harus menunggu bintang jatuh untuk berdoa, lebih baik kita manfaatkan waktu-waktu tersebut untuk meminta.


Semoga kita senantiasa dituntun kepada jalan orang-orang yang diridhoi dan bukan kepada  jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Amin.
Wallahu A’lam.


Saifullah Zain
seif_zain@yahoo.com



Senin, 02 april 2012.

No comments:

Post a Comment