Wednesday, March 7, 2012

Kunci pembuka langit




"Aku heran melihat orang yang terjerumus dalam jurang kebinasaan, padahal kunci keselamatan selalu mengiringi, hadir menemani setiap langkah hidupnya. Ketika ditanya, beliau menjawab: “ Dia adalah Istighfar.”
------------------------------------------------------ Ali bin Abi Thalib –Radhiallahu ‘anhu-.


Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa pada suatu hari Imam Ahmad bin Hambal, salah satu imam madzhab yang begitu tersohor keilmuannya dizamannya melakukan safar ke sebuah daerah. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, bersama hadirnya senja tibalah beliau disebuah kampung. Sebentar lagi malam akan menjelma, maka beliau memutuskan untuk masuk kedalam sebuah masjid untuk sekedar beristirahat. Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Si penjaga masjid tidak membolehkan orang yang tidur didalam masjid. Dengan suara merendah sang imam memohon agar diizinkan tidur, namun si penjaga tetap bersikeras dengan pendiriannya.


Maka, sang imam berkata; “ Kalau begitu, izinkan aku untuk sekedar berbaring didepan pintu masjid.”  Namun apalah dikata, si penjaga masjid tetap tidak membolehkan juga. Sang imam hanya berdiri, bingung dimana dia akan bermalam.
Dalam situasi sepeti itu, tiba-tiba datanglah seorang lelaki tua menghampiri imam Ahmad dan mengatakan:  “Kalau mau, engkau boleh bermalam dirumahku. Walaupun kecil, tapi cukup untuk engkau tempati malam ini.
Jadilah malam itu imam Ahmad menjadi tamu si lelaki tua. Dirumahnya beliau kemudian mengetahui bahwa orang tua itu adalah seorang pembuat roti. Namun ada sesuatu yang membuat imam Ahmad merasa takjub bercampur penasaran terhadap orang tua tersebut. Sebab, bersama setiap gilingan adonan tepung, lidah rang tua itu selalu mengucapkan kalimat istighfar. Tanpa henti.


Karena didorong rasa ingin tau akhirnya sang imam berkata: “ Aku melihatmu tiada henti beristighfar selama membuat roti. Aku ingin mengetahui, apakah engkau menemukan suatu keajaiban dari hal ini..?
“ Ya..” jawab si orang tua.
“ Apa itu..? imam Ahmad kembali bertanya.
Orang tua menjawab: “ Demi Allah, tidaklah aku meminta sesuatu kepada Allah kecuali Dia selalu mengabulkannya untukku, kecuali satu permintaan yang belum dikabulkan.!!


Imam Ahmad menimpali: Doa apakah itu..?
Orang tua itu menjawab: “ Aku selau meminta untuk dapat melihat Imam Ahmad bin Hambal..!!


Imam Ahmad begitu terkesima mendengarkan jawaban itu. Belaiu kemudian berucap: “ Berbahagialah, karena Allah telah mengabulkan doamu. Akulah Imam Ahmad bin Hambal. Malam ini Allah telah menyeretku kerumahmu hanya untuk memuliakanmu dan menjawab doamu..!!

                                                                     *********


Sesungguhnya istighfar adalah sesuatu yang biasa terdengar, namun pada hakikatnya ia adalah sebuah untaian kalimat yang tidak biasa. Ia begitu luar biasa. Begitu dahsyat. Bagaimana tidak..? Ia adalah kunci pembuka pintu rizki, pelebur dosa, penutup aib dan kekurangan, pencerah diwaktu sulit, penenang jiwa disaat sedih dan gundah. Jika menelaah lebih dalam, kita akan menemukan bahwa, segala kegundahan dan kesedihan yang sering menghampiri hati manusia disebabkan banyaknya dosa dan hilangnya rasa malu ketika berbuat dosa.


Jika fisik bisa melemah karena terjangkit penyakit, maka hati juga bisa melemah karena dosa. Bahkan kadang bisa menjadikannya mati. Oleh karena itu, ia sangat membutuhkan secerah cahaya penawar agar tetap bersih dan bening. Agar ia tetap hidup untuk mengenal tuhanNya. Dan obat penawar itu adalah dengan memperbanyak istighfar serta taubat tulus yang  lahir dari lubuk hati.


Dalam sebuah Hadist Rasulullah Sallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

 "Barang siapa yang senantisa beristighfar, niscaya Allah akan menyiapkan untuknya solusi untuk setiap masalah yang datang menghadang, keluasan dari setiap kesempitan yang menghimpit, dan akan menganugrahkan padanya rizki dari jalan yang tidak pernah dia sangka ".  (Hadist riwayat Abu Dawud, Nasai, dan Hakim)



Diantara manfaat lain dari istighfar, yaitu menjadikan harta benda senantiasa terjaga dari hal-hal yang dimurkai oleh allah dan menjadikannya lebih berbarokah. Pengaruh positif dari istighfarpun bisa menuntun seorang kepada akhlak yang mulia, memudahkan jalan untuk menggapai segala harapan dan impian, serta  yang terpenting adalah mewariskan kemesraan antara hati dengan pemiliknya, Rabbul izzah wal jalal.
Dalam sebuah Hadist yang diriwayarkan oleh Anas -Radhiallahu 'anhu-, Rasulullah Sallahu alaihi Wasaalam bersabda:

"
Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:" Wahai anak Adam, sungguh, jika engkau berdoa dan berharap hanya kepadaKU, niscaya aku akan  menghapuskan segala dosa dan kesalahanmu yang telah lalu tanpa memperdulikan sebanyak apapun goresan dosamu..!!
Wahai anak, anak Adam sekiranya dosamu menumpuk, menggunung hingga mencapai langit, kemudian engkau datang kepadaku bersimpuh dihadapanKu, mengharapkan ampunanku, niscaya akan Aku hapuskan segala dosa-dosamu tanpa memperdulikan sebanyak apa tumpukan dosa-dosamu..!!
Wahai anak Adam, sekiranya engkau datang kepadaku dengan membawa kelabu dosa yang menyelimuti hamparan bumi, kemudian engkau bertemu denganKu tanpa menyekutukanku, niscaya aku akan memberikan kepadamu ampunan seluas hamparan bumi pula…!!
(HR.Tirmidzi. Beliau berkata : “Kedudukan hadist ini adalah Hasan Gharib..”)
Begitu pula Imam Ahmad dalam Musnadnya meriwayatkan sebuah hadist senada.



Sementara dalam sebuah Riwayat diceritakan bahwa Iblis pernah bersumpah didepan Allah suhanahu wa Ta'ala:

"
Demi keagungan dan kebesaranMu aku akan senantiasa berusaha untuk menggelincirkan manusia dari jalan petunjukMu selama ruh masih menyatu dengan jasad mereka. Allah kemudian menjawab:" Dan demi keagungan dan kemuliaanku pula, akupun akan senantiasa akan mengampuni segala goresan dosa mereka selama mereka mau memohon ampunanku".
(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dan Hakim didalam Mustadraknya, dan hadist ini soheh berdasarkan banyak jalan).

Dalam Alqur'an Allah menerangkan tentang keistimewaan lain dari istighfar. Sebagaimana tertera dalam kisah Nuh dan kaumnya. Beliau berkata kepada mereka:

" Maka aku katakan kepada mereka: "Mohon ampunlah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan memperbanyak bagimu harta dan anak keturunan, serta menjadikan untukmu kebun-kebun dan menjadikan didalamnya sungai-sungai ". (Qs. Nuh: 10-12).  

Jika demikian, patut untuk disadari bahwa ampunan Allah sangatlah luas bagi mereka yang melakukan khilaf. Maka istighfar adalah syarat meraih ampunan yang akan melebur segala kesalahan dan dosa walau memenuhi langit dan bumi. Allah berfirman:            

" Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar memiliki ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka zalim dan sesungguhnya Tuhanmu sangat berat siksaanNya. (Qs. Ar-Ra'ad: 7).

Sebagian ulama mengatakan bahwa, ayat ini merupakan salah satu ayat yang paling memiliki kekuatan untuk menumbuhkan harapan dan menghindarkan manusia dari keputus asa-an, dimana Allah menyebutkan istighfar beriringan dengan kata "zalim", tanpa menyebutkan kata taubat.

Sahabat Abu Musa Al-‘Ays’ary –Radhiallahu 'anhu- menuturkan:
“Dahulu, kala masih hidup bersama Rasulullah Sallahu Alauhi wa Sallam, kami ditemani oleh dua hal yang menjadi jaminan keamanan dari murka Allah.

Jaminan yang pertama tertera dalam Firman Allah:
“ Dan sekali-kali Allah tidak akan mengadzab mereka sedangkan kamu (Muhammad) berada ditengah-tengah mereka" (Qs. Al-anfal: 33).

Sedangkan jaminan keamanan yang kedua tertuang dalam FirmanNya:
 "Dan tidaklah pula Allah akan mengadzab mereka sedang mereka senantiasa beristighfar". (Qs. Al-anfal: 33)
Beliau melanjutkan, adapun Rasullah Sallahu 'Alaihi wa Sallam, maka beliau telah kembali kepada Rabbnya, sedangkan istighfar akan senantiasa setia menemani setiap petikan detik kehidupan ini. Selamanya, hingga hari kiamat ".


Disebutkan juga dalam riwayat lain bahwa pada suatu hari Umar –Radhiallahu 'anhu-  mengimami shalat istisqa (meminta hujan).  Hal yang mengherankan bahwa dalam doanya beliau hanya mencukupkan dengan beristighfar. Maka para Sahabat bertanya tentang hak hal tersebut.
Beliaupun menjawab: " Sesungguhnya aku meminta hujan kepada Allah dengan menggunakan kunci pembuka langit. Kemudian beliau membaca firman Allah:

" Dan hendaklah engkau meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya, (jika kamu telah melakukan itu) niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik (secara terus-menerus) sampai pada waktu yang telah ditentukan ".(Qs. Hud: 3).


Akhiran, coba simak sebuah Ayat yang sangat agung berikut. Allah berfirman:
" Dan para Malaikat senantiasa bertasbih mensucikan dan memuji nama Tuhan mereka serta memintakan keampunan bagi orang-orang yang berada dibumi. Ketahuilah, sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Qs. As-Syura:5)
Maka, betapa lalai dan merugi orang dimintakan ampunan baginya oleh para penghuni langit, sementara dia lupa untuk memohon ampunan buat dirinya sendir, enggan untuk mengetuk dan bersimpuh sembari  mengakui segala khilaf dan dosa didepan pintu ampunan Allah yang selalu terbuka menanti. Hamparan maghfirah yang lebih luas dari langit dan bumi.


Saifullah Zain.
seif_zain@yahoo.com



Rabu, 07 maret 2012

1 comment: